xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

Visi & Misi GMKI di tengah perubahan dunia


Pendahuluan 
Globalisasi membentuk setiap individu menjadi manusia bebas yang lepas dari ruang-ruang keterbatasan. Sebelum tahun 2000-an, kohesi antar manusia secara realitas sangat tinggi. Setiap orang saling berinteraksi untuk mengembangkan kompetensi diri dan mencari solusi bersama. Budaya gotong royong, keramah tamahan, toleransi antar individu dan rasa penerimaan terhadap orang lain menjadi bagian dari pembentukan karakter serta peningkatan intelektualitas seseorang. Masuk tahun 2000-an, kondisi mulai berubah. Tiap individu berinteraksi dalam dunia sosial bentuk yang lain, yakni realitas dunia maya. Dunia ini menyediakan segala kebutuhan generasi milenial untuk mengembangkan karakter dan meningkatkan kompetensi intelektual mereka. Hal tersebut menyebabkan manusia dengan mudah berkomunikasi dalam meingkatkan kapasitas diri individunya. Tampak dalam realitas saat ini, bahwa lulus dengan double degree, menjadi professor dalam usia muda, menjadikan diri expert dalam berbagai hal itu sangat mudah digapai saat ini. Manusia menjadi bebas untuk membentuk diri menjadi siapa saja dan dalam kurun waktu yang sangat cepat. 
    Apabila pencaharian diri manusia dalam era global tidak didasari oleh karakter yang tepat, maka kita sedang menciptakan mesin perang bagi dunia yang paling berbahaya, yakni diri kita sendiri. Menurut Budiman Sudjatmiko (opini Kompas, 16 Desember 2017), kita akan masuk ke dalam revolusi bentuk baru, yakni revolusi yang bersifat sosial teknologi. Pada era itu, penggeraknya bukan lagi para aktivis dan mahasiswa, namun orang-orang imajinatif yang bertemu dengan matematika dan algoritma. Pada era ini, pengembangan teknologi untuk digunakan dalam interaksi sosial tidak terkontrol, dan dapat menyebabkan hilangnya banyak norma-norma masa lalu yang ideal dalam revolusi sosial. Kehidupan sosial beranjak dari realitas sosial menjadi sosial teknologi. Dan bila tidak dikontrol oleh roh dalam diri inndividu secara tepat, maka akan memunculkan intellectual arrogance. Iwan Pranoto mendeskripsikan hal tersebut secara baik dalam tulisannya dengan judul “Sahaja Pengetahuan” (opini Kompas, 16 Juli 2018). Jika setiap individu mampu untuk mengkonstruksi kebenaran versinya, maka akan memunculkan kecongkakan intelektual. 
    Disisi lain, sebagai generasi saat ini, setiap dari kita juga memiliki tanggung jawab sosial. Tanggung jawab yang bertujuan untuk membuat kehidupan disekitar kita lebih baik. Sebagai manusia, kita haruslah menyadari bahwa keberadaan manusia merupakan kesengajaan creator (Pencipta), untuk menjadikan seluruh isi bumi manjadi teratur. Manusia menjadi bagian dari kesatuan alam semesta. Ia bukanlah tuhan bagi alam semesta, namun salah satu bagian dari keseluruan kreasi Sang Pencipta. Untuk itu manusia haruslah berkontribusi untuk menjadi bagian dari alam ciptaan Tuhan. Kita harus menjaga kehidupan keluarga, lingkungan, bangsa dan negara dimana kita ditempatkan. Tugas inilah yang menjadi berat di era milenial saat ini. Intellectual arrogance mampu menghalangi terwujudnya keutuhan ciptaan Tuhan. 
    Dengan latar belakang tersebut diatas, maka generasi GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) dalam memasuki arak-arakan gerakan, haruslah memahami visi dan misi GMKI. Visi dan misi GMKI merupakan sebuah kesatuan gerak untuk mewujudkan manusia berkarakter dibumi Indonesia. Visi merupakan arah gerak kader-kader GMKI dan misi merupakan bentuk gerakan yang harus dilakukan. Dengan mewujukan misi dan misi, maka kader-kader GMKI menjadi kader yang bertanggung jawab terhadap keterpanggilannya di era saat ini. Kader-kader GMKI haruslah menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari realitas dunia saat ini, akan tetapi karakter yang dimiliki oleh diri mereka bukanlah bentukan realitas dunia yang berubah, namun bentukan nilai-nilai kekristenan dan nilai-nilai cultural bangsa Indonesia. 

Visi & Misi GMKI 
Visi merupakan arah langkah dan gerak individu serta organisasi GMKI. Visi dan Misi GMKI ada didalam Anggaran Dasar GMKI Pasal 3. Selanjutnya akan dibahas, makna Visi san Misi GMKI. Adapun visi GMKI yakni “Terwujudnya perdamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, keutuhan ciptaan dan demokrasi di Indonesia berdasarkan Kasih.” 
    Cita-cita akan terwujudnya perdamaian, kesejateraan, keadilan, kebenaran dan demokrasi merupakan cita-cita bernegara Negara Kesatuan Republik Indonesia yang termaktub dalam konstitusi UUD 1945 alinea ke empat, yakni melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kondisi dunia seperti inilah yang ingin ditinggali dan menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Dengan demikian, cita-cita bernegara merupakan bagian juga dari cita-cita GMKI. Kondisi diatas merupakan kondisi ideal dari sebuah masyarakat dunia. Masyarakat yang menjunjung tinggi kebenaran sebagai sumber utama dalam bersosial, memperjuangkan keadilan dan demokrasi sebagai bentuk dari tatanan ideal sistem sosial, dan selalu berupaya menjaga perdamaian dimanapun ia berada, untuk memenuhi kesejahteraan bersama tanpa memandang perbedaan kelas dan golongan sosial. 
    Cita-cita bernegara tersebut disatukan dengan identitas kekristenan, yang memaknai kesemuanya itu sebagai bentuk upaya untuk mewujudkan keutuhan ciptaan. Keutuhan ciptaan disini dimaksud adalah “Satu Tubuh.” Bukan menjadi satu identitas yang sama, namun menjadi satu karya Tuhan yang saling berinteraksi dan bersinergi untuk menjaga kelangsungan tiap-tiap ciptaan. Pada kisah penciptaan di Kitab Kejadian, manusia merupakan bagian dari ciptaan Tuhan lainnya, dan manusia ditugaskan untuk menjaga serta merawat ciptaan-Nya, serta bukan mengusai atau mengekploitasinya. Menjadi “Satu Tubuh” sebagai bagian dari keutuhan ciptaan adalah cita-cita dalam ber-GMKI. Ut Omnes Unum Sint merupakan semboyan yang terus dikumandangkan oleh kader, agar kita selalu diingatkan bahwa visi kita sebagai manusia adalah mengupayakan terciptanya suatu keutuhan ciptaan Allah. 
    Dasar dari keseluruhan cita-cita tersebut adalah “Kasih.” Kata ini merupakan dasar dalam setiap individu dalam berpikir, berkata-kata dan bertindak untuk mewujudkan “keutuhan ciptaan” yang didalamnya terdapat iklim perdamaian, kebenaran, keadilan dan kesejahteraan. Kasih sesuai dengan ajaran Yesus Kristus dalam Matius 22:37-40, merupakan sumber kekuatan setiap individu dalam berusaha mewujudkan visi GMKI. Mengasihi sesama manusia merupakan wujud dari mengasihi diri sendiri dan Tuhan. Bentuk kasih seperti inilah yang menjadikan setiap kader GMKI selalu untuk terus belajar mengembakan kompetensi intelektual mereka, namun mereka akan selalu memiliki sikap yang rendah hati, tidak sombong, mau untuk terus belajar dan selalu memiliki integritas dalam bertindak. Pemimpin yang melayani, merupakan dasar dari setiap orang untuk mau saling mengasihi. Kasih merupakan kekuatan dari Mahatma Gandhi untuk memerdekakan India dari penjajahan Inggris. Kasih merupakan dasar dari kemerdekaan Afrika Selatan dalam menghadapi apartheid. Dan kasihlah membuat semua orang di dunia, mau untuk saling menolong tanpa terjebak pada ras, etnis, agama, warna kulit, bentuk rambut, jenis kelamin dan lainnya. Kasih itu penuh ketulusan dan integritas. Apabila masyarakat seperti yang dipaparkan diatas terwujud, maka GMKI telah menciptakan Kerajaan Allah di muka bumi ini. 
    Selanjutnya, untuk mewujudkan visi diatas, maka kader-kader haruslah memahami misi dari GMKI. Adapun misi GMKI adalah: Pertama, Mengajak mahasiswa dan warga perguruan tinggi lainnya kepada pengenalan Yesus Kristus selau tuhan dan Penebus dan memperdalam iman dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Misi ini merupakan perintah Yesus Kristus sebelum ia terangkat ke surga, sebagai mana dikisahkan dalam Matius 28:19-20. Kader-kader GMKI memiliki tugas untuk memperdalam iman kekristenannya dan menjadi teladan Kristus di muka bumi. Tugas ini merupakan bagian dari memperkenalkan ajaran-ajaran Kristus kepada warga perguruan tinggi dan masyarakat umum. Dengan mendalami iman kekristenan, maka akan menjauhkan kader-kader GMKI dari sikap intelektual yang arogan dan selalu ingin menyombongkan diri. Mengenal Kristus dan menjadi saksi Kristus merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap warga Gereja, terutama dalam lingkungan Perguruan Tinggi. Ditengah-tengah dialektika ilmu pengetahuan, kader-kader GMKI harus menunjukan identitas iman mereka, sehingga kasih Kristus dikenal dan diterima juga oleh orang lain. 
    Misi kedua yakni, Membina kesadaran selaku warga Gereja yang esa di tengah-tengah mahasiswa dan perguruan tinggi dalam kesaksian memperbaharui masyarakat manusia dan Gereja. Misi ini merupakan misi bersaksi. Sebelum menjalankan diri sebagai alat kesakasian, kader-kader GMKI harus memahami bahwa mereka dan kader Kristus lainnya merupakan satu Gereja yang esa. Karena “esa,” maka kita semua merupakan satu alat kesaksian bagi kemuliaan Kristus. Untuk itu sebagai Warga Gereja, kader-kader GMKI haruslah menyadari bahwa mereka berbeda dengan warga perguruan tinggi lainnya. Pada saat kita hadir ditengah-tengah masyarakat akademik, kita harus berupaya untuk membawa pembaharuan bagi medan layan kita. Kader-kader GMKI haruslah menjadi avant-garde atau pembuka jalan bagi terciptanya perubahan. Misi kedua ini didasari oleh Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Kita haruslah menyadari bahwa Gereja memang hadir didalam dunia, namun bukan produk dari dunia ini, namun produk Kristus. Untuk itu sebagai Gereja, kita haruslah terus membaharui diri dan membaharui masyarakat disekitar kita. Dengan melakukan itu, maka kita masuk dalam arak-arakan pelayanan Allah di muka bumi. 
    Berikutnya misi yang ketiga adalah Mempersiapkan pemimpin dan penggerak yang ahli dan bertanggung jawab dengan menjalankan panggilan di tengah-tengah masyarakat, negara, Gereja, Perguruan tinggi dan mahasiswa, dan menjadi sarana bagi terwujudnya kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenara dan cinta kasih di tengah-tengah manusia dan alam semesta. Untuk mewujudkan visi dan kedua misi sebelumnya, kader-kader GMKI haruslah mempersiapkan diri mereka menjadi pemimpin dan penggerak ahli. Pemimpin dan penggerak ahli akan tercipta, apabila kader-kader mempersiapkan diri mereka untuk memiliki kompetensi spiritualitas, intelektualitas dan integritas (profesionalitas). GMKI melatih dan mengkader setiap kadernya agar memiliki komptensi yang tepat untuk menjawab tugas dan panggilan di tengah-tengah muka bumi ini. Memang tidaklah mudah mendidik kader ditengah ancaman dampak negative dari globalisasi (seperti konsumerisme, perilaku bebas tanpa kendali dan ancaman penggunaan teknologi secara tidak bertanggung jawab), namun GMKI dan kader-kader GMKI haruslah mengambil tugas untuk mempersiapkan diri dalam mewujudkan Kerajaan Allah di bumi Indonesia. Dasar dari misi ini adalah II Samuel 10: 12, bahwa “Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya”. Hanya dengan menjaga dan meningkatkan kompetensi kita sebagai kader-kader Kristus-lah, kita mampu mewujudkan visi GMKI serta menghadirkan kerajaan Allah di muka bumi. 
    Misi GMKI dilaksanakan untuk mencapai Visi GMKI, dengan berasaskan pada Pancasila. Pancasila merupakan wujud dasar dari nilai menjaga keutuhan ciptaan di bumi Indonesia. kader-kader GMKI harus memahami Pancasila sebagai maksud dari Tuhan menempatkan kader-kader di Indonesia. Tuhan ingin setiap kader GMKI terus berupaya menghadirkan kerajaan Allah, dengan tidak menanggalkan identitas nasionalnya, yakni manusia Pancasilais. Asas Pancasila merupakan dasar dari gerakan kader-kader dalam menjadi alat kesaksian dan pelayanan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi dan misi GMKI merupakan komitmen GMKI untuk terus menjadi alat kesaksian dan pelayanan Kristus. Dengan komitmen ini maka GMKI berupaya untuk menghadirkan Kerajaan Allah di Indonesia. 

Penutup 
Visi dan misi GMKI merupakan roh GMKI dalam bergerak. GMKI tidak hanya hidup untuk hari ini, namun untuk hari-hari berikutnya. Untuk itu tantangan yang dihadapi kader-kader GMKI saat ini merupakan ruang mereka untuk melaksanakan misi GMKI. Dengan berkolaborasi dalam ruang tersebut, maka kader-kader GMKI melatih diri mereka secara individual dan secara bersama-sama untuk mewujudkan visi GMKI, yakni menghadirkan kerajaan Allah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(Disampaikan oleh Ricky Arnold Nggili, dalam Masa Perkenalan GMKI Cabang Salatiga, tanggal 20 Juli 2018, pukul 16.30-18.30 wib, di Yayasan Bina Darma Salatiga)
0

Posting Komentar