Menjadi pemimpin dalam era keterbukaan informasi bukanlah sesuatu yang mudah. Pantulan cermin orang lain selalu mempengaruhi seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dan bersikap. Berbagai bentuk kesuksesan orang lain selalu menjadi pola yang akan diikuti dan diteruskan sebagai langkah tepat menuju sukses. Karakter dan ciri kepemimpinan yang otentik tidak teridentifikasi, yang ada adalah tanda ciri pemimpin yang pernah sukses.
Hal ini menunjukan bahwa banyak pemimpin tidak tahu dari mana mereka memulai kesuskesan kepemimpinannya. Dan mereka selalu terjebak dalam bayang-bayang keberhasilan pemimpin lain.
Mengenal diri dan mengenal situasi sekitar merupakan instrumen penting seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Ada sebuah kisah yang merupakan mitos atau alegori daripada fakta ilmiah tentang perilaku elang. Kisah ini sering kali bercerita bahwa ketika seekor elang mencapai usia 40 tahun, ia harus membuat keputusan yang sulit untuk memperpanjang hidupnya. Dikisahkan bahwa pada usia ini, paruh elang menjadi terlalu panjang dan melengkung sehingga sulit digunakan untuk menangkap mangsa. Cakar-cakarnya juga menjadi lemah dan tidak efektif untuk mencengkeram, sementara bulu-bulu di tubuhnya menjadi berat dan tidak efisien untuk terbang.
Menurut cerita, elang harus melakukan transformasi yang menyakitkan, ia akan terbang ke puncak gunung batu, dan di sana, ia mulai menghantamkan paruhnya ke batu sampai paruh itu copot. Setelah paruhnya tumbuh kembali, ia kemudian mencabut cakarnya yang lama agar digantikan dengan cakar yang baru. Setelah cakarnya tumbuh kembali, ia mencabut bulu-bulu tuanya sehingga digantikan dengan bulu yang baru. Proses ini diceritakan memakan waktu beberapa bulan, dan setelah melalui transformasi ini, elang tersebut dapat hidup selama 30 tahun lagi. Proses ini akan membuat elang akan kembali memiliki daya terbang yang tinggi dan memiliki kekuatan kembali untuk melewati berbagai kondisi dalam berburu.
Mengenal diri adalah langkah fundamental dalam pengembangan diri karena memberikan fondasi untuk memahami siapa kita sebenarnya, apa yang kita inginkan, dan bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.
Kesempatan yang diperoleh dari mengenal diri.
Mengenal diri adalah proses untuk melakukan refleksi secara pribadi dalam memahami potensi dan keterbatasan dalam diri. Dengan mengenal diri seseorang akan lebih bersikap terbuka dan lebih mawas diri dalam menghadapi situasi di luar dirinya.
Mengenal diri membantu kita mengidentifikasi kekuatan yang bisa dikembangkan dan kelemahan yang perlu diperbaiki. Dengan begitu, kita bisa fokus pada pengembangan keterampilan dan karakter yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita. Kekuatan merupakan sumber daya yang dapat dikelola secara efektif untuk menambah laju gerak kepemimpinan. Sedangkan kelemahan merupakan hal-hal yang perlu diantisipasi dan dikurangi saat berhadapan dengn kondisi diluar, atau saat berinteraksi dengan orang lain. Mengenal diri juga penting dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Dengan memahami kebutuhan, batasan, dan cara berkomunikasi kita, kita dapat lebih mudah menjalin hubungan yang positif dan saling mendukung.
Dengan mengenal diri, kita lebih memahami kemampuan dan batasan diri. Hal ini membantu kita untuk merasa lebih percaya diri dalam membuat keputusan dan menghadapi tantangan, karena kita tahu apa yang bisa kita lakukan. Seorang pemimpin tidak harus menjawab setiap tantangan yang ada. Ia harus memahami pada saat mana harus bertindak, dan waktu mana ia harus menahan diri. Mengenal diri membantu kita mengenali pola-pola emosi dan reaksi kita terhadap situasi tertentu. Dengan memahami ini, kita bisa belajar untuk mengelola emosi dengan lebih baik, yang penting untuk kesejahteraan mental dan hubungan interpersonal.
Ketika kita memahami nilai-nilai, tujuan, dan prioritas kita, kita lebih mampu membuat keputusan yang selaras dengan keinginan dan tujuan hidup kita. Ini membantu kita untuk hidup dengan lebih konsisten dan meminimalisir penyesalan. Dengan memahami apa yang memotivasi kita dan apa yang membuat kita merasa puas, kita bisa lebih fokus dalam mengejar tujuan yang benar-benar penting bagi kita. Ini memungkinkan kita untuk mencapai potensi maksimal dalam berbagai aspek kehidupan.
Kehidupan penuh dengan tantangan dan perubahan. Dengan mengenal diri, kita lebih siap untuk beradaptasi dan tetap teguh meskipun menghadapi situasi sulit, karena kita tahu cara terbaik untuk merespons dan menavigasi situasi tersebut.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri, kita bisa mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam pengembangan diri dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna.
Menjadi diri sejati.
Jika seorang pemimpin sudah mengenal diri, maka selanjutnya ia akan menjadi diri sejatinya. Ia tidak perlu pura-pura menjadi sama dengan orang lain, bahkan menjalani mimpi orang lain. Dalam lingkungan dan tantangan yang berat pun, seorang pemimpin mampu tetap menjadi diri sejatinya.
Seorang pemimpin yang telah mengenal diri akan menjadi pemimpin yang proaktif. Proaktif adalah sikap atau perilaku yang menunjukkan inisiatif untuk mengambil tindakan sebelum masalah atau situasi terjadi, daripada hanya bereaksi terhadap peristiwa yang sudah terjadi. Orang yang proaktif tidak menunggu sampai masalah muncul atau instruksi diberikan; mereka cenderung berencana ke depan, mengantisipasi kemungkinan tantangan, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah atau meminimalisir dampak dari masalah tersebut.
Orang yang proaktif mengambil inisiatif untuk bertindak tanpa harus diberi perintah. Mereka cenderung membuat keputusan sendiri berdasarkan pemahaman mereka tentang situasi. Mereka bertanggung jawab atas tindakan dan pilihan mereka sendiri. Mereka tidak menyalahkan faktor eksternal atau orang lain atas situasi yang mereka hadapi. Mereka cenderung merencanakan ke depan dan mengantisipasi kemungkinan hambatan atau risiko. Dengan demikian, mereka lebih siap dan memiliki rencana cadangan untuk berbagai situasi. Mereka memiliki kontrol diri yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan eksternal. Mereka tetap berfokus pada tujuan mereka meskipun ada gangguan atau tantangan. Sikap proaktif ini sangat dihargai karena menunjukkan kemampuan untuk bertindak dengan tanggung jawab dan visi jangka panjang.
Memiliki visi adalah salah satu karakteristik yang sangat penting bagi seorang pemimpin. Visi adalah gambaran yang jelas tentang arah dan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh seorang pemimpin bersama tim atau organisasinya. Visi memberikan panduan dan arah yang memotivasi serta menginspirasi orang-orang di sekitarnya untuk bekerja menuju tujuan bersama. Visi membantu menetapkan arah yang jelas bagi organisasi atau tim. Dengan visi yang jelas, pemimpin dapat mengarahkan semua usaha dan sumber daya ke arah yang sama, menghindari kebingungan, dan memastikan bahwa semua orang tahu apa yang ingin dicapai. Visi yang jelas dan ambisius mendorong pemimpin dan tim untuk berpikir di luar kebiasaan, menciptakan ruang bagi inovasi dan pengembangan ide-ide baru yang bisa mendukung pencapaian visi tersebut. Seorang pemimpin yang memiliki visi tidak hanya melihat apa yang ada sekarang, tetapi juga apa yang mungkin terjadi di masa depan. Mereka menginspirasi dan membimbing orang lain untuk berjalan bersama menuju masa depan yang lebih baik, menjadikan visi tersebut sebagai katalisator untuk perubahan positif dan keberhasilan jangka panjang.
Mengenal diri dan menjadi diri sejati adalah aspek penting dalam perjalanan hidup dan pengembangan diri. Hal ini melibatkan pemahaman mendalam tentang siapa kita sebenarnya, apa yang kita yakini, apa nilai-nilai kita, dan bagaimana kita ingin hidup. Berikut adalah alasan mengapa mengenal diri dan menjadi diri sejati itu penting:
Menjadi diri sejati berarti hidup dengan jujur dan autentik, tanpa berpura-pura menjadi orang lain atau berusaha memenuhi ekspektasi orang lain. Ketika kita hidup dengan autentisitas, kita merasa lebih nyaman, lebih puas, dan lebih percaya diri karena kita tidak perlu terus-menerus berusaha menjadi sesuatu yang bukan diri kita. Dengan memahami apa yang kita inginkan dan butuhkan, kita dapat membuat pilihan yang lebih baik untuk mencapai kepuasan pribadi, baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun kehidupan sehari-hari. Menjadi diri sejati memungkinkan kita untuk berhubungan dengan orang lain secara lebih jujur dan tulus. Ketika kita tidak merasa perlu untuk berpura-pura, kita dapat menarik orang-orang yang benar-benar menerima dan mendukung kita apa adanya. Secara keseluruhan, mengenal diri dan menjadi diri sejati adalah perjalanan yang memungkinkan kita untuk hidup dengan lebih bermakna, memaksimalkan kebahagiaan, dan mencapai kesejahteraan pribadi. Ini adalah fondasi untuk menjalani kehidupan yang autentik, produktif, dan penuh dengan kepuasan.
Daftar Pustaka:
Covey, Stephen R. The Seven Habits of Highly Effective People. USA: Free Press, 2004
Nggili, Ricky Arnold. Public Speaking for Transformational Leadership. Jakarta. Bhuana Ilmu Populer: Kelompok Gramedia, 2019
(Materi ini disusun dan dibawakan oleh Ricky Arnold Nggili dalam Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Psikologi UKSW, tanggal 7 September 2024, pukul 07.00 -11.00 WIB, di ruang GX 103 UKSW, Salatiga)
Posting Komentar